TEMPO.CO, Jakarta - Alisson Becker, kiper Liverpool 27 tahun, terharu. Pemain asal Brasil itu menutup wajahnya dengan tangan. Jemarinya menyeka air mata yang meleleh di pipi.
Kejadian ini bukan terjadi di Doha, Qatar, saat Liverpool menjadi juara dunia antarklub, akhir tahun lalu. Tapi, ini terjadi di sebuah acara pembaptisan, Rabu lalu.
Siang itu, Firmino, 28 tahun, menjalani pembaptisan di kolam renang di rumahnya. Pemain Liverpool lainnya yang hadir adalah Fabinho.
Seusai prosesi, pemain yang juga berasal dari Brasil itu kemudian mendekap erat Larissa, istrinya. Saat itulah air mata Alisson jatuh.
Di mata teman-teman setimnya, Alisson bukan semata piawai menjaga gawang tapi dia juga dikenal sebagai orang yang religius. Bersama Natalia, sang istri, dia juga rajin pergi beribadah.
Pembawaannya pun tenang. Selalu berucap hal-hal baik dan juga tentang kuasa Tuhan.
Hal ini berbeda dengan awal-awal kedatangannya ke Anfield. Ketika melakukan blunder saat melawan Leicester, dua musim lalu, dia memilih mengurung diri. Selama beberapa hari dia tak mau berbicara dengan siapa pun.
Namun kemudian dia menyadari. Siapa pun melakukan kesalahan, termasuk dia. “Rahasia orang bijak adalah belajar dari kesalahan orang lain,” katanya tentang hal itu.
Sejak itu, pembawaannya menjadi lebih kalem. Dia ingin menjadi teman bagi siapa pun yang tengah gundah. Dejan Lovren, salah satunya.
Pemain belakang Liverpool ini dikabarkan frustrasi akibat cedera panjang yang membuatnya tergusur dari tim inti The Reds. Namun kemudian dia berubah total menjadi orang yang tenang. Alisson adalah penyebabnya.
Selepas menjalani latihan ringan, kiper asal AS Roma itu berbicara dengan Lovren. Bukan obrolan biasa. Alisson meletakkan tangannya di pundak Lovren, lalu membisikkan sebaris kalimat.
“Kamu harus bersabar, Dejan. Waktumu akan datang. Kami percaya kepadamu,” kata Alisson seperti yang didengar salah seorang di dekat mereka. Ajaib, setelah itu Lovren berubah menjadi lebih kalem.
Selanjutnya: Origi Merasa Terbantu Agama